Laman

Dua Ujian Pengurbanan di Tanah Suci (2): Abdullah dan Abdul Muthallib

Haji dan Umrah - Mitra haji dan umrah. Pada artikel bagian pertama, kita telah mengetahui ujian pengurbanan manusia yang pertama. Ujian itu berhasil dilewati dengan sangat baik. Dan terbukti, Allah Swt Maha Penyayang dan menjadikan permintaan akan pengurbanan tersebut hanya sebagai ujian semata. Nah, kali ini, kita akan melihat ujian pengurbanan kedua yang datang pada generasi yang berada di tanah suci beratus tahun selanjutnya. Inilah pengurbanan Abdullah dan Abdul Muthallib.

Dalam Akhbar Makkah diceritakan bahwa Madhdhadh Ibnu Amr al-Jurhumi, sang penguasa Mekkah, bersama sukunya kalah perang melawan suku Khuza’ah. Menyadari bahwa musuh-musuhnya pasti akan mengusirnya dari kota itu, Madhdhadh menyiapkan sebuah rencana agar sang penguasa baru tidak dapat menikmati kekayaan Mekkah, termasuk zam-zam.

Madhdhadh segera mengeluarkan benda-benda berharga dan memasukkannya ke dalam sumur zam-zam. Agar tidak diketahui keberadaannya, sumur zam-zam berserta harta berharga milik Ka’bah pun ditimbun pasir hingga tak berbekas. Selanjutnya, Madhdhadh lari menuju Yaman. Itulah karakter Bani Jurhum dan pembesarnya, Madhdhadh Ibnu Amr al-Jurhumi, yang sama sekali tidak mengindahkan kemuliaan tanah suci!

Sumur zam-zam ditemukan kembali
Tindakan Bani Jurhum dan pembesarnya, Madhdhadh Ibnu Amr al-Jurhumi, yang sama sekali tidak mengindahkan kemuliaan tanah suci itu membuat masyarakat Mekkah tidak lagi bisa mengonsumsi air zam-zam untuk keperluan hidupnya. Sekian lama sumur zam-zam hilang tanpa bekas.

Namun, suatu malam Abdul Muthallib mendapatkan petunjuk dalam mimpinya tentang letak sumur zam-zam. Siapakah Abdul Muthallib? Abdul Mutallib adalah kakek dari Nabi Muhammad saw. Beliaulah yang mengasuh Muhammad kecil saat kedua orang tua sang calon nabi wafat. Beliau pula yang memegang urusan dan mempertahankan Ka’bah pada saat Abrahah datang hendak menghancurkan Baitullah.

Saat hendak melakukan penggalian, para pembesar Quraisy menghasutnya agar tidak meneruskan rencana penggaliannya. Namun, beliau bersikeras hendak menggalinya. Bahkan, Abdul Muthallib bernazar akan ikhtiarnya itu dengan mengorbankan salah satu anaknya sebagai persembahan kepada-Nya jika anaknya genap sepuluh.

Sumur zam-zam pun ditemukan. Saat anaknya genap sepuluh, Abdul Muthallib diingatkan kembali oleh orang-orang Mekkah terhadap nazarnya. Akhirnya, dilakukanlah pengundian dengan anak panah untuk mengetahui siapa yang akan dikorbankan. Hasilnya, nama Abdullah (Ayah Nabi Muhammad saw) keluar sebagai anak yang harus dikorbankan.

Orang-orang Quraisy mencegahnya. Nama Abdullah diundi kembali dengan ganti 10 ekor unta. Namun nama Abdullah tetap keluar. Demikian dilakukan penambahan 10 ekor unta hingga berjumlah 100 ekor. Akhirnya, pilihan undian jatuh pada 100 ekor unta. Sang dukun pun berkata, “Tuhanmu telah mengizinkan. Sembelihlah 100 ekor unta itu untuk menggantikan puteramu.” Abdul Muthallib pun menyembelih seratus ekor unta dan membagi-bagikan dagingnya kepada penduduk di sekitarnya.

Abdul Muthallib memegang kepengurusan sumur zam-zam hingga akhir hayatnya. Selanjutnya, kepengurusan diteruskan oleh anak beliau yang bernama Abbas bin Abdul Muthallib hingga Mekkah berhasil dibebaskan oleh kaum muslimin pada peristiwa Fathul Makkah (pembebasan Makkah).

Keutamaan tanah suci
Nah, itulah pengurbanan yang pernah terjadi di balik sejarah kota Makkah. Di awali pada masa Nabi Ibrahim, yang dijuluki bapak orang beriman hingga pada sejarah Nabi Terakhir, Muhammad Saw. Dua ujian pengurbanan yang diberikan pada satu jalur keturunan Nabi Ismail. Tak heran jika Mekkah menjadi tanah suci dengan keutamaan yang diperolehnya.

Menurut Dr. Ablah Muhammad Al-Kahlawi, Makkah diberikan keistimewaan oleh Allah Swt berupa kesucian dari perbuatan yang boleh dilakukan di tempat selainnya.
Allah Swt berfirman, “Bukankah kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam tanah haram (suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam tumbuh-tumbuhan.” (TQS. Al-Qashash [28]: 57)
Nabi Saw. juga bersabda: “Sesungguhnya negeri ini telah diharamkan (disucikan) oleh Allah pada hari diciptakannya langit dan bumi. Negeri ini haram (suci) sampai hari kiamat karena keagungan Allah. Peperangan di dalamnya diharamkan bagi siapa pun sebelumku dan diharamkan pula bagiku , kecuali hanya sebentar. “ (HR. Bukhari dan Muslim dalam Al-Lu’lu’ wa Al-Marjan)

Beliau juga bersabda, “Makkah ini haram (suci) atas dasar keagungan Allah sampai hari kiamat, tidak boleh dicabut durinya dan diburu binatangnya.” (HR. Bukhari dan Muslim dalam Al-Lu’lu’ wa Al-Marjan) 

Obyek umroh plus dan wisata muslim
Besarnya keutamaan tanah haram atau Kota Suci Makkah memang selalu memunculkan rasa penasaran yang begitu besar. Keinginan untuk melihat secara langsung tanah kelahiran Nabi Saw serta Baitullah terasa begitu menggota jutaan kaum muslim di seluruh penjuru dunia.

Untuk memenuhi rasa penasaran tersebut, bermunculan usaha tour and travel yang menyediakan jasa perjalanan menuju ke Mekkah. Dibutlah paket tour muslim atau wisata muslim yang dikemas satu paket dengan ibadah umrah. Tentunya akan sangat sayang sekali jika berwisata ke tanah suci tanpa melakukan umrah. Hal ini disebabkan umrah merupakan ibadah sunnah yang bisa dilakukan berkali-kali.

Agar lebih banyak tempat yang bisa dikunjungi, paket umrah yang disediakan berupa paket umrah plus. Di sini, para peserta bisa lebih mengetahui kisah di balik tempat dan obyek yang bisa ditemui di tanah suci dari penjelasan pemandu wisata. Selamat berwisata! (RA)
SalamHaji.com