Meningitis (mnn.com) |
Haji dan Umrah - Hingga
saat ini, dunia kesehatan selama haji masih didominasi isu meningitis. Bahkan,
beberapa waktu lalau, publik dihebohkan dengan pro-kontra meningitis berbahan
baku kontroversial. Memang, berbicara tentang haji dan kesehatannya, tidak
lepas dari kepentingan bisnis. Sebenarnya, ada apa dengan meningitis sehingga
banyak menyita perhatian publik? Nah, mitra haji dan umrah, berikut sekilas
perkenalan dengan penyakit meningitis serta langkah mengantisipasinya.
Apa yang
dimaksud dengan meningitis?
Meningitis
adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membran atau selaput yang
melapisi otak dan saraf jantung.
Penyebab
meningitis
Meningitis
dapat disebabkan oleh serangan berbagai organisme seperti virus, bakteri, atau
pun jamur, termasuk kuman meningococcal yang cepat berkembang pada suhu tinggi
di Arab Saudi. Berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, meningitis
dibagi menjadi dua jenis, yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta.
Meningitis
serosa adalah radang
selaput otak akibat komplikasi tuberkolosis primer. Adapun
meningitis purulenta bersifat akut dan menghasilkan eksudat berupa pus.
Meningitis ini tidak disebabkan oleh bakteri maupun virus, tetapi akibat
meningitis meningococcus yang merupakan meningitis droplet infection. Penyebarannya melalui percikan ludah, dahak,
ingus, cairan bersin, dan cairan tenggorokan penderita. Bakteri ini disebarkan
pada orang lain melalui pertukaran udara lewat pernapasan dan sekresi-sekresi
tenggorokan yang masuk melalui aliran darah ke dalam cairan serebrospinal.
Tanda dan gejala
meningitis
Pada
meningitis purulenta, gejala yang tampak seperti gejala infeksi akut atau subakut
yang ditandai dengan keadaan lesu, mudah terkena rangsang, demam, muntah,
penurunan nafsu makan, dan nyeri kepala. Di samping itu terlihat gejala
peningkatan tekanan intracranial yang ditandai dengan muntah, nyeri kepala,
penurunan kesadaran, kejang, mata julung, paresis dan paralis, serta gejala
rasang meningeal yang di tandai dengan adanya rasa nyeri pada leher dan bagian
punggung dan kaku duduk.
Sementara
pada tuberkulosis terdapat gejala dalam beberapa stadium. Pertama, stadium
prodomal. Pada stadium ini tidak terdapat gejala yang khas. Serangan terjadi
secara perlahan-lahan dengan adanya demam ringan atau kadang-kadang tidak
demam, nafsu makan menurun, nyeri kepala, muntah, dan apatis yang berlangsung selama
1-3 minggu.
Jika
tuberculosis pecah langsung ke ruang subaraknoid, stadium prodomal berlangsung
cepat menuju ke stadium terminal. Pada stadium transisinya ditemukan gejala
kejang, rangsang meningeal yang kaku duduk, kelumpuhan, dan gangguan kesadaraan.
Sementara pada stadium terminal terlihat gejala dengan keadaan yang berat,
yaitu kesadaran menurun hingga koma, kelumpuhan, pernapasan tidak teratur, dan
panas tinggi.
Penyebab meningitis
Umumnya,
meningitis yang disebabkan virus tidak berbahaya akan pulih tanpa pengobatan
dan perawatan yang spesifik. Namun, meningitis yang disebabkan oleh bakteri
berbahaya bisa mengakibatkan kondisi serius, misalnya kerusakan otak, pendengaran,
kurangnya kemampuan belajar, dan bisa mengakibatkan kematian. Adapun meningitis
yang disebabkan oleh jamur sangat jarang terjadi.
Beberapa
bakteri yang bisa menyebabkan meningitis di antaranya sebagai berikut.
- Streptococcus pneumonia (pneumococcus). Bakteri ini umumnya menyerang telinga dan rongga hidung (sinus) yang mengakibatkan infeksi pneumonia.
- Nesisseria meningitis (meningococcus). Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus pneumonia. yang terjadi adanya infeksi pada saluran nafas yang kemudian bakterinya masuk ke dalam peredaran darah.
- Haemophilus influenza (haemophilus) type b (Hib). Bakteri ini bisa mengakibatkan meningitis yang menyerang pada telinga bagian dalam, sinusitis, hingga mengakibatkan infeksi pernapasan bagian atas.
- Listeria monocytogenes (listeria). Bakteri ini bisa menyebabkan meningitis yang sering dijumpai dalam debu atau makanan yang terkontaminasi. Makanan tersebut bisa berasal dari jenis hot dog, daging sapi, atau makanan berbahan baku daging hewan yang telah terkontaminasi.
Penanganan meningitis
Mitra
haji dan umrah. Meningitis yang disebabkan virus bisa menular melalui batuk, bersin,
ciuman, sering makan bersama dengan satu tempat, pemakaian sikat gigi bersama, dan
merokok dengan bergantian dalam satu batang. Oleh sebab itu, berhati-hati
terhadap orang di sekitar kita yang mengidap meningitis merupakan tindakan
bijak.
Untuk
mencegah penularan meningitis, terdapat beberapa tips yang perlu dilakukan.
1. Cuci tangan sampai
bersih sebelum makan dan keluar dari toilet saat di bandara, hotel, dan
penginapan haji.
2.
Gunakan sikat gigi masing-masing. Satu sikat gigi untuk
satu orang dan jangan digunakan bergantian.
3.
Jangan gegabah menggunakan tusuk gigi yang disediakan di
tempat umum.
4.
Jaga stamina dengan makan makanan bergizi dan rajin berolahraga secara rutin.
Lalu, bagaimana jika terdapat gejala serangan meningitis?
Jika tubuh terasa menunjukkan gejala serangan meningitis atau rekan sesama
jamaah haji ada yang menunjukkan gejala terserang, laporkan segera ke ruang pelayanan kesehatan jamaah haji untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang intensif. Biasanya,
akan dilakukan pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan
paru-paru yang membantu dalam mendiagnosa penyakit.
Nah, mitra haji dan umrah. Demikian sekilas pengenalan meningitis dan cara
mengantisipasinya. Biasanya, jamaah haji selalu mendapatkan vaksinasi
antimeningitis untuk mencegah serangan penyakit tersebut. Hanya saja,
penggunaan bahan vaksin dari bahan yang haram masih menghantui dunia kesehatan
kita. Apalagi untuk kegiatan beribadah kepada Allah swt di tanah suci,
hendaknya kita terbebas dari segala unsur keharaman. Yang pasti, vaksin dari
bahan yang jelas kehalalannya adalah kebutuhan mutlak bagi para jamaah haji.
(Jng/RA)