Benteng Salahuddin Kairo, Benteng Megah Pembebas Yerussalem (panoramio.com) |
Benteng Salahuddin Kairo - Berwisata ke Mesir? Tempat mana lagi yang bisa kita kunjungi? Nah, sahabat wisata muslim, ada sebuah tempat menarik yang patut untuk kita kunjungi. Benteng Salahuddin Kairo, Benteng Megah Pembebas Yerussalem! Selain bisa menyegarkan pikiran, di sini kita akan disuguhkan sebuah pemandangan hasil peradaban besar Islam di bumi Mesir.
Salahuddin al-Ayubi (wartaloka.blogspot.com) |
Legenda Shalahuddin al Ayyubi memang terus-menerus dan selalu hidup hingga
saat ini. Tidak hanya di kalangan kaum muslimin, namanya juga tercatat dalam
buku-buku sejarah dunia. Sementara peninggalannya yang masih berdiri megah di
ibukota Mesir, Kairo, hingga saat ini adalah: Benteng Shalahuddin!
Sebenarnya, ada tiga benteng perang yang pernah dibangun Shalahuddin pada
saat dirinya memimpin dinasti Ayyubiyyah di Mesir. Benteng pertama adalah Benteng Salahuddin Kairo, yang terletak di
Kairo dan menjadi benteng pertahanan perang terbesar di dunia saat itu.
Benteng kedua teletak di Wadi ar-Rahla, tetapi saat ini telah hilang dimakan
usia. Adapun benteng pertahanan ketiga adalah Benteng Salahuddin Taba, yang berada di Pulau Firaun, Taba.
Shalahuddin al Ayyubi datang ke Mesir pada usia 30 tahun, bersama dengan
pamannya, Assaduddin Shirkuh seorang gubernur Homs di Syria untuk melakukan
ekspedisi militer. Mereka dikirim oleh penguasa dinasti Abbasiyah, Sultan
Nuruddin, untuk membantu dinasti Fatimiyah yang berkuasa di Mesir mengatasi
pergolakan politik yang membahayakan posisi sultan Al ’Adid.
Misi itu sukses, sehingga Shirkuh diangkat sebagai penasehat Sultan ’Adid
sampai wafatnya. Sepeninggal Shirkuh, Sultan Adid mengangkat Shalahuddin
sebagai penggantinya menjadi penasehat kerajaan Mesir. Shalahuddin yang
terlahir dari keluarga Islam Sunni madzab Syafii itu memang memiliki latar
belakang militer yang kuat. Karena ayahnya, Najmuddin Ayyub adalah salah
seorang panglima perang yang tangguh di Dinasti Abbasiyah.
Selama menjadi penasehat sultan itulah Shalahuddin belajar banyak, dan
kemudian menjadi batu loncatan bagi kariernya untuk menduduki tahta kekuasaan
Mesir. Pada tahun 1171 Sultan al Adid wafat, maka Shalahudin menjadi penguasa
penuh kerajaan Mesir. Ia mengangkat dirinya sebagai sultan, dan menjadi pendiri
dinasti al Ayyubi di Mesir.
Setelah berkuasa penuh selama dua tahun, Shalahuddin membangun bentengnya di
Kairo. Kekuasaannya pun melebar ke Syria, Yaman, Maroko, Palestina, Irak, dan
sebagian jazirah Arabiyah, termasuk kota suci Mekah. Tak heran jika tidak
sedikit yang menyejajarkan kehebatan Sultan Shalahuddin ini dengan Umar bin
Khaththab, Umar bin Abdul Aziz, ataupun Harun Al Rasyid yang juga legendaris.
Shalahuddin mendirikan dinasti ayyubiyah di Mesir dan yang menggulingkan
dinasti Fatimiyyah yang telah berkuasa ratusan tahun. Mesir pun beralih ke
paham Sunni setelah sekian lama berada di bawah payung syiah bersama dinasti
fatimiyyah. Al-Azhar yang selama masa fatimiyyah bercorak syiah, oleh
Shalahuddin juga dijadikan sebagai markaz pembentuk dan penyebar paham sunni.
Shalahuddin al-Ayubi memulai Perang Sabil pada tahun 1187 untuk merebut al-Quds
di Palestina dari tangan orang-orang kristen. Dalam waktu empat bulan,
Shalahuddin berhasil menguasai Tiberias, Hittin. Bahkan, Raja Yerusalem saat
itu, Guy De Lugsinan berhasil ditawannya. Inilah yang menjadi pembuka jalan
baginya untuk masuk ke al-Quds. Shalahuddin kemudian membuat perjanjian damai
dengan orang-orang Kristen. Al-Quds berhasil direbut dan penduduk kristen
mendapatkan amnesti atau pengampunan. Tidak ada pembantaian kaum kristen oleh
muslim meskipun kondisi sebaliknya terjadi pada saat pasukan salib menguasai
Yerusalem.
Ilustrasi pengampunan pada penduduk dan pasukan salib yang tersisa dalam folm Kingdom of Heaven
Benteng Salahuddin Kairo ini berdiri di kawasan Jabbal Muqattam. Lokasi ini merupakan kawasan perbukitan paling tinggi yang terletak di kota Kairo. Posisinya yang sangat strategi untuk mengontrol kawasan-kawasan penting dari serangan musuh, membuat Shalahuddin memilih Jabal Muqattam sebagai lokasi bentengnya.
Benteng Salahuddin Kairo ini berdiri di kawasan Jabbal Muqattam. Lokasi ini merupakan kawasan perbukitan paling tinggi yang terletak di kota Kairo. Posisinya yang sangat strategi untuk mengontrol kawasan-kawasan penting dari serangan musuh, membuat Shalahuddin memilih Jabal Muqattam sebagai lokasi bentengnya.
Untuk memasuki Benteng Shalahuddin Kairo, sahabat wisata muslim harus memarkir kendaraan
pribadinya agak jauh di bawah bukit. Tidak ada kendaraan untuk naik, kecuali
berjalan kaki. Namun, keindahan benteng yang sangat menarik hati menjadikan
jarak ratusan meter bukan menjadi masalah.
Ada 3 pintu gerbang yang bisa dimasuki, yaitu dari arah barat, utara, dan
selatan. Adapun yang kini diaktifkan adalah bagian selatan, dengan halaman yang
luas. Sebagiannya untuk parkir bus-bus wisatawan.
Saat memasuki benteng, kita disambut oleh pintu gerbang yang megah, dengan
menara yang kokoh menjulang ke langit. Tinggi dinding benteng sekitar 10 meter,
dengan ketebalan 3 meter. Sementara menaranya dibangun dengan jarak setiap
seratus meter, sebagai konsentrasi pertahanan terhadap serangan musuh. Di
menara ini banyak terlihat lubang-lubang jendela bagi pasukan pemanah. Sementara
bagian paling atas berupa dek terbuka yang digunakan untuk menempatkan meriam.
Arsitektur benteng yang didirikan pada tahun 1176 ini merupakan arsitektur kastil
termaju di zamannya. Pertahanannya dibuat tiga lapis. Lapisan pertama untuk
pertahanan jarak jauh menggunakan panah dan meriam lewat menara yang ada di
sekeliling benteng. Jika berhasil melewati lapisan pertama musuh akan
menghadapi lapisan kedua.
Lapisan kedua berupa ruang terbuka di dalam tembok benteng yang dikelilingi
tembok tinggi. Pasukan musuh akan menjadi sasaraan empuk pasukan pemanah.
Lapisan ketiga berupa lorong bercabang sepanjang 2.100 meter. Di sinilah
pasukan musuh yang berhasil masuk akan dibantai satu per satu.
Selain megah, udara di sekitar Benteng Shalahuddin Kairo cukup segar. Kabarnya, pemilihan
lokasi ini dilakukan dengan cara menyebarkan daging ke seluruh penjuru Kairo. Hasilnya,
daging yang ada di kawasan Muqattam bertahan lebih lama dibandingkan kawasan
lain.
Kawasan di sekitar Benteng Shalahuddin juga indah di waktu malam. Sahabat
wisata muslim bisa menyaksikan kelap-kelip kota Kairo di waktu malam sambi
menikmati secangkir teh atau kopi.
Menarik, bukan? Nah, untuk sahabat wisata muslim yang ingin berkunjung ke Wisata ke Benteng Salahuddin Kairo, Benteng Megah Pembebas Yerussalem, bisa mengikuti paket wisata muslim atau umrah plus Mesir yang diselenggarakan oleh Cheria Travel. Sambil
berwisata, selami sejarah peradaban Islam di bumi Mesir. Selamat berwisata.
(RA)