Laman

Mengatasi Gangguan Kesehatan Haji Saat di Penginapan


Haji dan Umrah - Mitra haji dan umrah, setelah melakukan perjalanan dari tanah air ke tanah suci, fase selanjutnya adalah memulai “hidup” di tempat yang baru, yaitu penginapan. Penginapan haji ini bisa berupa pondokan atau hotel, tergantung paket haji yang diambil oleh jamaah haji.

Seringkali, perjalanan jauh menimbulkan gangguan kesehatan saat telah berada di penginapan. Kondisi ini bisa terjadi akibat kondisi perjalanan atau timbul setelah di penginapan. Apa saja gangguan kesehatan tersebut? Berikut beberapa contohnya.

Jet lag
Perjalanan melewati meridian, kondisi stres, udara kering, minimnya udara segar di pesawat, kurang gerak, dan makanan atau minuman yang tidak tepat untuk tubuh bisa menyebabkan gangguan yang disebut jet lag

Beberapa gejala jet lag di antaranya: kelelahan, isomnnia, gelisah, sembelit, diare, kebingungan, dehidrasi, sakit kepala, lekas marah, mual, berkeringat, sistem koordinasi bermasalah, sistem kekebalan menurun, batuk kering, mata dan kulit kering, sakit telinga, penglihatan kabur, kehilangan libido, dan bengkak pada kaki.

Untuk mengatasi jet lag, usahakan tidur sebanyak mungkin selama di pesawat. Selain itu, lakukan olah raga semampunya, misalnya senam ringan, dan minum air yang banyak agar tidak mengalami dehidrasi.

Masuk angin
Masuk angin merupakan akumulasi kelelahan dan deraan angin, baik akibat hembusan AC saat di bandara, bus, dan pesawat.

Terdapat beberapa cara untuk mencegah masuk angin, yaitu sebagai berikut.

  • Jangan biarkan perut kosong saat terkena hembusan angin maupun AC.
  • Setibanya di penginapan, segera mandi air hangat dan minum-minuman hangat (biasanya tersedia 24 jam).
  • Lakukan sedikit olah raga ringan seperti peregangan yang membantu tubuh rileks, menguatkan otot.
  • Lakukan sedikit senam aerobik untuk membantu jantung, paru-paru, pembuluh darah, dan otot bekerja lebih efisien serta membuat daya tahan lebih baik, tulang kuat, kualitas tidur meningkat, berat badan terkontrol, badan akan terasa ringan dan lebih baik.
  • Jangan lupa memastikan AC atau kipas angin di kamar. Jika ingin menggunakan, jangan diarahkan langsung ke tubuh.


Sesak napas
Biasanya, sesak napas disebabkan sirkulasi udara di penginapan kurang memadai. Jika AC tidak berfungsi dengan sempurna, kompromikan dengan teman sekamar untuk membuka jendela kamar. Jika memungkinkan, hirup udara segar di luar ruangan.

Diare
Secara spesifik, diare adalah kondisi feses yang kita keluarkan cair dan bisa disertai dengan muntah-muntah. Jika terjadi berkali-kali, kondisi diare ini juga populer disebut dengan muntaber (muntah berak). Terkadang, terdapat lendir atau darah pada feses. Diare bisa mengakibatkan cairan tubuh terkuras habis sehingga bisa menyebabkan dehidrasi, yaitu berkurangyan kadar natrium dan kadar gula dalam tubuh.

Jika terserang diare, gunakan oralit yang berfungsi sebagai pengganti cairan tubuh dan elektrolit yang terbuang melalui feses serta banyak minum air. Selanjutnya, konsumsi makanan yang lunak dan tidak pedas. Hal ini bertujuan agar pencernaan tidak bekerja berat an menghindari ransangan yang bersifat melancarkan keluarnya feses (pencahar). Jika perlu, konsumsi madu dan habbatussaudah untuk nutrisi tubuh dan antibakteri.

Sembelit
Gangguan lain yang biasa dialami para jamaah haji adalah sembelit. Sembelit ditandai dengan feses yang mengeras dan rasa nyeri saat buang air besar (BAB) karena feses sukar di keluarkan. Gangguan ini bisa mengakibatkan gangguan berupa tidak BAB selama berhari-hari.

Sembelit disebabkan kurangnya serat diet atau bisa juga disebabkan sering menunda buang air besar yang membuat usus menghilangkan refleks. Untuk menghindari masalah sembelit, usahakan mengonsumsi buah dan sayuran dalam menu diet sehari-hari. Hal ini bertujuan agar tubuh tidak kekurangan serat.

Selain itu, jangan suka menunda waktu saat ingin BAB. Secara alami, organ usus besar aktif  beraktivitas pada pukul 05.00-07.00 pagi. Dalam kondisi sehat, dorongan untuk BAB akan terjadi pada waktu tersebut. Inilah salah satu hikmah pesan Rasulullah saw agar kita tidak tidur setelah subuh. Saat tidur pada waktu tersebut, aktivitas organ usus besar menurun. Akibatnya, dorongan ingin ke belakang secara alami menjadi berkurang.

Catatan:
Mitra haji dan umrah, ada fenomena yang identik dengan aktivitas di penginapan yang dihuni banyak orang. Apa itu? Ya, antri di toilet! Akibatnya, berebut kamar mandi untuk buang air kecil atau pun buang air besar menjadi pemandangan rutin. Jika belum kebagian, terpaksa harus menahan buang air. Padahal, menahan atau menunda buang air besar atau air kecil bisa menimbulkan gangguan kesehatan, lho.

Untuk menyiasatinya, lakukan kedua kegiatan tersebut pada waktu jamaah haji lainnya belum memerlukan kamar mandi untuk buang air. Jangan menunggu sampai “kebelet” dan tidak perlu sungkan untuk melirik kamar mandi yang sedang menganggur (tidak di pakai). Jangan malas untuk memanfaatkan kamar mandi yang ada di lobby penginapan atau hotel. Di samping itu, kurangi minuman yang merangsang kantung kemih seperti teh dan kopi.

Nah, mitra haji dan umrah, itulah beberapa gangguan kesehatan dan langkah untuk mengatasinya. Semoga para jamaah haji dan umrah bisa mempersiapkan diri menghadapi gangguan tersebut dan mengambil keputusan tepat saat gangguan kesehatan tersebut datang menyergap. Selamat berhaji. (Jng/RA)
SalamHaji.com