Masjid Ibnu Thulun Mesir, Masjid yang Dibangun dengan Harta Karun (qualitybath.com) |
Umrah plus Mesir - Sahabat wisata muslim, jika bepergian ke Mesir, jangan lupa untuk berkunjung ke Masjid Ibnu Thulun Mesir, Masjid yang Dibangun Dengan Harta Karun. Dari beberapa peninggalan sejarah Islam di bumi Mesir, inilah sebuah masjid yang dibangun dengan arsitektur menara yang unik. Begitu pula dengan kisah pembangunannya.
Masjid
Ibnu Thulun terletak di jalan Sayidah Zaenab, tepatnya di pertengahan jarak antara Sayiddah Aisyah menuju Sayyidah Zaenab. Masjid ini merupakan masjid ketiga yang
dibangun di Mesir setelah Masjid Amr ibn Al-Ash dan Masjid Askar. Masjid Ibnu Thulun dibangun Ibnu Thulun pada tahun 263 H/876 M. Oleh sebab itu, masjid ini menduduki
peringkat tertua di Mesir karena sudah
berumur lebih dari 1100 tahun. Adapun waktu pembangunannya kurang
lebih dua tahun.
Nama
Ibnu Thulun diambil dari nama seorang amil utusan kekhalifahan Abbasiyah, Ahmad
ibnu Thulun. Pada saat itu, Ibnu Thulun
dikirim oleh khalifah Abbasiyah sebagai pegawai
untuk memungut pajak di
daerah Mesir. Ia pun segera menguasai
Mesir. Seiring berjalannya waktu, Ibnu Thulun melihat perangai
para khalifah
Abbasiyah yang tidak
sesuai lagi dengan ajaran Islam. Ia pun menyatakan berpisah dan
mendirikan Negara Mesir yang terlepas dari kendali Abbasiyah.
Ibnu
Thulun menjadi raja Mesir Pada tahun 254 H/868 M. Saat itu, ibukota Mesir bernama
Askar. Selanjutnya, ibu kota Mesir dipindahkan dari
daerah Askar ke Qatahai’.
Ketika
itu baru ada dua masjid besar, yaitu Masjid Amr ibn al-Ash dan Masjid Askar. Seiring dengan bertambahnya jumlah pemeluk Islam dan
bertambahnya penduduk di sana, Ibnu Thulun pun memandang
perlu untuk membangun masjid yang baru. Pada
tahun 256 H/879 M, dinagunlah sebuah
masjid yang arsitekturnya mirip dengan Masjid Samara di
Sammara, Irak.
Kedua
masjid ini merupakan masjid benteng yang sama-sama
memiliki menara berbentuk spiral.
Tidak mengherankan, Ibnu Thulun memang pernah
melewatkan masa kecilnya di Sammara, kota indah dan megah
yang dibangun Al-Mu’tashim, penguasa
ke-8 Dinasti Abbasiyah. Masjid ini terletak sekitar
104 kilometer sebelah utara Baghdad, Irak.
Selain
terkenal sebagai ahli strategi perang, Ibnu Thulun juga
terkenal dengan kebaikannya. Tak heran jika perilaku hidupnya yang
sederhana, ramah, suka membantu, dan patuh beragama membuat rakyat Mesir jatuh hati padanya. Menurut para ahli sejarah, Ibnu Thulun adalah satu-satunya khalifah atau
raja Mesir yang tidak pernah meminum arak meski hanya seteguk. Di samping itu, dia
lah satu-satunya raja yang mempunyai satu
orang istri.
Suatu
hari, Ibnu Thulun bermaksud
membebaskan rakyatnya dari
membayar pajak. Ia
lalu berkonsultasi dengan menteri
bagian pajak. Namun, apa
yang terjadi? Usulnya ditolak sehingga hampir
saja ia mengurungkan niatnya.
Pada
suatu malam, Ibnu
Thulun bermimpi dihampiri oleh seorang lelaki sufi ahli ibadah. Laki-laki itu
menyarankan Ibnu Thulun agar tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh menterinya. Dalam mimpi Ibnu Thulun lelaki itu berkata, “Barangsiapa
memberikan sesuatu karena Allah, maka
Allahlah yang akan menggantikannya dengan lebih baik”.
Kebimbangan pun muncul di benak Ibnu Thulun, antara mengambil
pajak atau tidak. Namun, ia tetap memutuskan
kebijakannya utuk tidak mengambil pajak.
Beberapa
lama kemudian,
setelah ia membebaskan pajak kepada rakyatnya, ia pergi berkuda bersama beberapa
pengawalnya ke sebuah tempat
di dekat gunung. Tiba-tiba kaki kudanya
terperosok ke dalam
lubang yang ternyata adalah terowongan berisi peti besar. Begitu peti itu dibuka, tampaklah uang sebesar 1 juta dinar!
Ibnu
Thulun langsung bersujud
syukur dan teringat kembali kata-kata
lelaki yang datang dalam mimpinya bahwa Allah akan mengganti apa yang ia
berikan. Uang itulah yang kemudian dipakai
untuk membangun sebuah masjid dan
diberi nama Masjid Ibnu Thulun.
Meski
telah mengalami beberapa kali pemugaran, hingga saat ini bentuk
asli Masjid Ibnu Thulun Mesir, Masjid yang Dibangun Dengan Harta Karun ini tetap dipertahankan, baik struktur umum
maupun detil arsitekturnya. Selain itu,
letaknya yang berada di atas perbukitan membuatnya relatif lebih terjaga dari tangan-tangan jahil. Untuk ke sana, kita harus melewati
tangga-tangga panjang.
Masjid
Ibnu Thulun memiliki luas
162,5 x 161,5 meter atau 26.143
meter per segi. Sementara di tengah-tengahnya
terdapat shahn
(tempat terbuka) berukuran
92,5 x
91,5 meter, sangat
lapang dan memikat pandangan.
Dinding-dinding
Masjid ini tinggi menjulang
serta dihiasi bukaan-bukaan di seluruh
sudut,yang mengitari ruang shalat,dua sayap kanan dan kiri yang masing-masing
terdiri dari dua ruangan. Di bagian tengah shahn terdapat sebuah kubah besar yang tampak selaras dengan
keindahan shahn. Kubah ini telah
mengalami pemugaran dan pembangunan kembali beberapa kali. Adapun kubah yang ada saat ini
dibuat oleh Sultan Saifuddin Lancip
pada tahun 696 H/1297 M.
Di sisi lain, menara Masjid yang
memiliki tangga spiral di bagian
luarnya hingga ke puncak. Menara empat lantai tersebut tegak
mandiri di sebelah
barat masjid. Lantai pertama
berbentuk persegi empat, sedangkan lantai
kedua, ketiga, dan keempat berbentuk
persegi delapan dengan kubah
kecil di atasnya.
Nah,
bagi sahabat wisata muslim yang suka mengoleksi atau berburu foto unik, jadikan
Masjid Ibnu Thulun Mesir, Masjid yang Dibangun Dengan Harta Karun ini sebagai obyek koleksi foto. Selain berwisata, tentunya kita
juga bisa mengambil hikmah dari kisah di seputar masjid ini. Selamat berwisata!
(RA)