Yeni Valide Camii (romeartlover.tripod.com) |
Umrah plus Turki –
Sahabat wisata muslim, berbicara tentang obyek wisata dan sejarah di Turki
memang tidak pernah habisnya. Maklum, hal ini disebabkan Turki pernah menjadi
pusat kekuasaan Kekhalifahan Turki Utsmani. Salah satunya adalah Masjid Yeni
Valide, yang dibangun oleh Sultan Murad III.
Sultan
Murad III naik tahta setelah wafatnya ayah beliau, Sultan Salim II. Beliau
menaruh kepedulian pada masalah-masalah keilmuan, sastra, dan syair. Dia
menguasai tiga bahasa sekaligus, yaitu Arab, Persia, dan Turki. Ia pun banyak
mempelajari ilmu tasawuf, terkenal akan ketakwaannya, dan sangat memperhatikan
para ulama.
Pada
masa pemerintahannya, beliau pernah mengirimkan ekspedisi militer ke kawasan
Kaukaz, yang dikuasai Syiah Safawid. Dalam ekspedisi militer tersebut, pasukan
Utsmani berhasil merebut kota Taples, Karjistan, Azerbaijan, Georgia,
Syairawan, dan Luzastan. Hal itu memaksa penguasa Syiah Safawid, Syah Abbas al
Kabir, untuk melakukan perjanjian damai. Beberapa isi perjanjian itu di
antaranya menyerahkan wilayahnya yang sudah dikuasai Turki Utsmani. Selain itu,
Syah Abbas juga berjanji untuk tidak mencela tiga Khulafaur rasyidin (Abu
Bakar, Umar, dan Utsman) di wilayah-wilayah yang menjadi kekuasaannya.
Masjid
Yeni Valide, yang dalam bahasa Turkinya “Yeni Valide Cami” adalah sebuah masjid
Utsmaniyyah yang terletak di daerah Eminou di Istanbul, Turki. Bangunan ini terletak di Golden
Horn di bagian selatan Jembatan Galata.
Masjid
Yeni Valide merupakan salah
satu pemandangan yang terkenal di Istanbul. Sebuah
pancuran indah untuk air wudhu berdiri di halaman besar dan
pondok sultan dihiasi dengan ubin yang
mengagumkan. Masjid
ini didirikan pada tahun 1005 H/1597 M atas perintah Safie Sultan, istri Sultan Murad III dan
ibunda Sultan Muhammad III (1004-1011 H/ 1596-1603 M), yang saat itu menjabat
sebagai penguasa ke-14 dari Dinasti Utsmaniyyah di Turki.
Masjid
ini dibangun oleh seorang arsitek
bernama Davut Agha, lalu diteruskan oleh
arsitek Dalgic Ahmad
Agha dan disiapkan oleh arsitek Mustafa Agha sewaktu pemerintahan Sultan Mahmed
IV pada tahun 1663 M. Blok-blok batu dikirim
dari pulau Rhodes sebagai bahan pembuatan
Masjid. Pembangunan masjid ini memakan waktu hingga
66 tahun disebabkan
kematian Sultan
Salim III dan Syafie Sultan serta
wabah epidemik yang tersebar luas
di Istanbul pada
tahun awal-awal pembangunan.
Arsitektur
kubah Masjid
Yeni Valide merupakan
gabungan dari Masjid Sultan Ahmed, Masjid Sehzade, dan Sedefhar Mehmet Agha. Sementara yang menjadi
arsiteknya adalah Sinan. Adapun kubah
menaranya berbentuk kerucut. Pembangunan masjid itu baru usai
setengah abad kemudian, di bawah arahan Hatice
Turhan Sultan, ibunda
Sultan Muhammad IV (1058-1098
H/1648-1687 M). Menurut
tradisi ketika
itu, pembangunan
masjid senantiasa di bawah kendali para ibunda atau para istri Sultan.
Semula
Masjid Yeni Valide dan Selat Bosphorus ini
merupakan dua lokasi yang tidak terpisahkan.
Namun, kini terbentang sebuah jalan di depannya. Masjid ini semula
dikitari tembok tinggi yang menjulang. Baru pada abad ke-19 M, tembok itu ditiadakan. Dengan ditiadakannya
tembok tersebut dan dibangunnya Jembatan
Galata, lingkungan
masjid ini pun dipenuhi dengan toko dan kios.
Sarana transportasi trem (urbanrail.net) |
Pembangunan
jalur trem yang menghubungkan dua sisi Golden
Horn membuat masjid kian terpisah dari Selat
Boshporus. Apalagi
setelah dibangunnya jalan raya di depan
masjid pada tahun 1406 H/1986 M.
Meskipun demikian, keindahan masjid itu masih dapat
dinikmati dari seberang
jalan, baik
dari pelabuhan maupun stasiun trem Eminou. Meskipun Masjid
Yeni Valide telah kehilangan
taman luas yang dahulu menghiasi bagian
depannya, masjid
ini masih digunakan untuk kegiatan
bertemakan agama (kajian islam) dan
untuk shalat lima waktu.
Berjalan-jalan
di sekitar Masjid ini memang memberikan kesan tersendiri. Memang, Masjid Yeni
Valide tidak semegah Masjid Sulaiman atau pun setenar Masjid Biru Sultan Ahmad.
Namun, pemandangan di sekitarnya memang berbeda.
Landskap
Masjid Yeni Valide akan selalu mudah dilihat saat pengunjung menaiki kapal
feri. Di samping itu, letaknya memang dekat dengan Pelabuhan Feri Eminonu.
Berpose dengan merpati (panoramio.com) |
Keluar
dari masjid, di depan gerbang utama akan terlihat hamparan plasa yang dihiasi
pemandangan ribuan burung merpati. Di tempat ini, ribuan burung merpati itu
dibiarkan beraktivitas, terbang ke sana-kemari di sekitar masjid. Tak jarang
kita jumpai anak-anak yang bermain-main dengan burung merpati. Ada pula yang
senang dengan aktivitas memberikan makanan pada ribuan merpati tersebut.
Nah,
bagi sahabat wisata muslim yang berkunjung ke Turki bisa mampir ke masjid yang
didirikan Sultan Murad III ini. Di sini kita bisa mengikuti kajian Islam yang
diberikan atau menunaikan shalat di masjid yang telah berusia ratusan tahun
ini.
Ingin berkunjung ke Turki dan menelusuri obyek wisata dan sejarahnya yang indah? Ikuti saja paket umrah plus Turki yang diselenggarakan Cheria Travel. Perjalanan ibadah umrah akan menjadi tanbah berkesan. (Jng/RA)